Berikut uraian dari pembahasan judul di atas.
Ditulis oleh : Administrator
Sebagai wilayah yang dikenal menjadi daerah industri, Kabupaten Gresik dirasa sangat terlambat memiliki Sekolah Menengah Kejuruan, apalagi yang berbasis teknologi dan industri. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai kabupaten lain yang dikenal masih sangat agraris, ternyata sudah memiliki Sekolah Menengah Kejuruan. Keterlambatan ini bisa jadi karena Gresik dianggap terlalu dekat dengan Surabaya yang sudah mempunyai banyak Sekolah Menengah Kejuruan, utamanya yang berstatus milik pemerintah alias SMK Negeri.
SMK Negeri 1 Cerme adalah SMK negeri pertama yang berdiri di Kabupaten Gresik. SMK ini didirikan berdasarkan bantuan Bank Dunia (Word Bank) dan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank) melalui Loan 1319-INO yang bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu. Peletakan batu pertama yang menandai dimulainya pembangunan SMK Negeri 1 Cerme dilaksanakan pada tanggal Septemberpara pejabat dari pusat maupun daerah baik dari lingkungan pendidikan maupun isntansi lain.
SMK Negeri 1 Cerme didirikan di bekas lahan hutan Randu seluas 3,0 ha yang masuk wilayah Kelurahan Cerme Kidul, Kecamatan Cerme. Wilayah tersebut sebelumnya adalah milik Dinas Perkebunan Kabupaten Gresik yang oleh Bupati Gresik saat itu, Soewarso, diijinkan untuk ditempati sebagai lahan lembaga pendidikan. Wilayah tersebut oleh masyarakat sekitar lebih dikenal sebagai Alas Jurit.
Letak SMK Negeri 1 Cerme betul-betul tidak ideal. Dari jalan raya poros Gresik � Krian harus masuk sejauh 400 m, melewati jalan kecil yang sebagian berupa jalan makadam dan sebagian lagi masih berupa jalan tanah yang licin dan becek pada saat hujan turun. Letak yang tidak strategis tersebut menyebabkan SMK Negeri 1 Cerme sulit diketahui oleh masyarakat. Tidak hanya masyarakat luar kabupaten,
Masyarakat Gresik sendiri, bahkan sampai beberapa tahun tidak mengerti bahwa di wilayahnya sudah berdiri SMK negeri. Pernah terjadi seorang warga kota menulis dalam surat pembaca Jawa Pos yang mengusulkan berdirinya SMK negeri di kabupaten Gresik, padahal waktu itu SMK Negeri 1 Cerme sudah berdiri dan menginjak tahun ketiga.
Lahan berdirinya SMK Negeri 1 Cerme termasuk jenis tanah keras dan tidak subur. Sepertinya hanya rumput dan alang-alang saja yang bisa hidup. Tumbuhan lain seperti tanaman produktif, buah-buahan, dan bunga-bungaan setiap kali ditanam, selalu layu sebelum berkembang. Apalagi air yang digali dari sumber yang ada rasanya asin, sementara air dari PDAM belum bisa didapatkan karena tidak adanya jaringan. Upaya membuat cantik sekolah akhirnya menjadi kendala. Menjadi barang mahal sepertinya apabila menanam pohon penghijauan dapat hidup dan berkembang. Akhirnya yang terpenting adalah kebersihan, masalah penghijauan menyusul sambil jalan.
Sumber Daya Manusia yang mendukung pun sangatlah terbatas. Dengan hanya 4 guru berstatus PNS yang dalam proses mutasi, 14 guru honorer dan 13 pegawai tata usaha, yang semuanya tidak ada yang berpengalaman menangani sekolah kejuruan, rasanya sangat berat untuk mulai melangkah. Belum lagi keharusan untuk menghadapi pandangan masyarakat yang masih sangat mengagungkan sekolah umum dan memandang sekolah kejuruan adalah sekolah kelas dua. Rasanya semakin menambah beban berat saja. Agar tetap bisa eksis, yang serba terbatas tersebut harus menjadikan dirinya berkualitas.
Sebagai sekolah yang masih dalam proses pembangunan, tetapi dituntut untuk segera membuka pendaftaran, keterbatasan sarana adalah masalah yang menjadi kendala luar biasa. Yang dimiliki SMK Negeri 1 Cerme hanyalah bangku dan meja saja. Almari pun hanya ada beberapa. Rasanya sulit membedakan SMK Negeri 1 Cerme ini sekolah kejuruan atau sekolah umum, karena peralatan bengkel dan laboratoriumnya belum ada. Bahan praktik juga belum tersedia. Hanya kurikulum dan alam sekitar saja yang menjadi alat dan bahan praktiknya. Sungguh kondisi awal penugasan yang tak pernah terlupakan. Dalam kondisi seperti itu, hanya semangat dan kerja keras saja yang selalu menjadi teman setia.
Kaitannya dengan dana? Ini juga menjadi masalah pelik yang harus dipecahkan. Untuk keperluan administrasi saja kita harus rela mengeluarkan dari kantong kita. Tentu tidak semuanya karena yang diharapkan terutama adalah guru dan karyawan yang dipandang berkecukupan. Hal itu tidak lain karena dana yang tersedia tidak mencukupi untuk mengcover semua kegiatan yang harus dilaksanakan. Untung semua staf yang terlibat mempunyai kesadaran besar bahwa sekolah ini harus membuka pendaftaran dan mengembangkannya. Meskipun dengan dana terbatas, mau tidak mau pertengahan 1997 sudah harus mempunyai siswa. Promosi harus tetap dilakukan. Tanpa itu sekolah di hutan ini tidak akan dikenal. Administrasi harus tetap dibuat karena itulah konsep awal sebuah pekerjaan. Tertib itu urusan nanti, yang penting jalan.
Dengan segala keterbatasan, mulai dari dana, sarana-prasarana, sumber daya manusia (SDM), dan kondisi lingkungan yang sangat jauh dari layak, akhirnya Penerimaan Siswa Baru pertama kali dilaksanakan pata tahun pelajaran 1997-1998 dengan menerima sebanyak enam kelas. Masing-masing jurusan menerima dua kelas yaitu Jurusan Teknik Listrik Pemakain, Teknik Pendingin dan Tata Udara, dan Kimia Industri.
Rasa berdebar saat PSB betul-betul terasa karena takut tidak mendapatkan siswa sesuai pagu yang ditentukan. Ketakutan itu betul-betul sirna kala akhir pendaftaran tiba. Ternyata masyarakat mulai melek SMK. Ternyata kita masih membuang calon siswa. Itu betul-betul pencapaian awal yang luar biasa. Ternyata perjuangan lahir batin, jiwa dan raga tanpa kenal lelah membuahkan hasil yang tak terkira.Itulah kondisi awal ketika tugas di pundak dibebankan.
Di SMK Negeri 1 Cerme, tugas itu sebenarnya dimulai ketika turun skep dari pemerintah bernomor SKT.96/SK/012806 tertanggal 28 Juni 1996 untuk menjadi Site Meneger atau pimpinan proyek (pimpro) dalam pembangunan SMK tersebut. Tugas Negara tersebut adalah tugas berat pertama yang harus diemban setelah pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil. Tantangan ini haruslah bisa dijadikan pembuktian tentang kapasitas dan kemampuan. Ini menyangkut masa depan. Pada saat awal, dalam hati hanya mempunyai keinginan sederhana, menuntaskan proyek tersebut tepat pada waktunya dan tidak menyisakan masalah.
Kerja keras tersebut nampaknya tidak sia-sia. Mungkin bersamaan dengan faktor luck dan nasib baik akhirnya turunlah skep berikutnya bernomor 7396/I0.8/KP/1997 tertanggal 25 Juni 1997 dari Kantor Wilayah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur yang memberikan tugas lanjutan yaitu sebagai pelaksana harian (plh) kepala sekolah di SMK Negeri 1 Cerme. Penunjukan ini terasa sangat luar biasa dan tidak disangka-sangka. Model menjadi guru saja rasanya tidak pantas, tetapi sekarang justru ditunjuk sebagai plh kepala sekolah. Semua hampir tidak percaya.
Berbekal pengalaman ketika menjadi guru dan wakil kepala sekolah urusan humas dan industri di SMK Negeri 3 Boyolangu Tulungagung, tempat pengabdian sebelumnya, tugas ini harus diemban dengan segala keyakinan untuk mampu menjadikan sekolah ini berkembang menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Di samping itu, dukungan staf dan karyawan yang ada akan diharapkan betul-betul membantu tugas-tugas selanjutnya. Dan yang tidak kala penting lagi, terus menerus belajar kepada pihak lain yang lebih baik, selalu berkomunikasi untuk menjalin jaringan dengan teman dan kolega akan terus dilakukan.karena hal itulah yang mebuat kita akan terus berkembang.
Penugasan penuh tantangan tersebut rupanya terus berlanjut. Dua tahun menjadi plh, skep dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta kembali diterima. Skep bernomor 12454/A2I.2/KP1999 tertanggal 26 Pebruari 1999 tersebut mengukuhkan untuk menjadi kepala sekolah. Hal ini beresiko terhadap beban dan tanggung jawab penuh sebagai top leader di sekolah tersebut. Dengan tekad baja, akan terus dicoba untuk menjawab tantangan tersebut. Dengan usaha keras dan doa diharapkan semuanya dapat terselesaikan di masa-masa mendatang.
2010-04-26 09:19:26- [896 Hits]
Copyright © 2009-2010 www.smkn1cermegresik.com. All Rights Reserved.
Penulis: SMK NEGERI 1 CERME
---
facebook: /notes/smk-negeri-1-cerme/biografi-sekolah/207281095953683