Proses penerimaan siswa di SMKN 7 Semarang harus melalui prosedur yang ketat. Penerimaan siswa SMK di sekolah negeri tersebut taksaja berdasar kepada hasil nilai UN tetapi ada uji tes kesehatan dan fisik serta tes khusus potensi akademik. Hal ini dipandang ketat dan selektif oleh berbagai kalangan.
>
Alasan pihak SMKN 7 Semarang menerapkan tes kesehatan dengan prosedur yang ketat seperti tersebut di atas, pasalnya lulusan dari sekolah ini nantinya akan dipakai oleh kalangan industri. Mekanisme penyeleksian yang biasa dilakukan oleh pihak manajemen sekolah misalnya untuk tes fisik, calon siswa harus lari mengelilingi lapangan sebanyak 2 kali putaran dengan jarak 400 m.
Dari segi kesehatan, para calon siswa diperiksa apakah memiliki tato atau ada lubang tindik di telinga para calon siswa. Tinggi badan harus memenuhi persyaratan, untuk siswa laki-laki minimal 155 cm dan untuk siswa perempuan minimal 150 cm dan tidak lupa harus melalui tes buta warna.
Para siswa dianggap gagal untuk melanjutkan ke tahap seleksi selanjutnya apabila pada saat proses kesehatan dan fisik tersebut tidak memenuhi persyaratan saat diverifikasi. Setiap keahlian memiliki persyaratan khusus dan kualifikasi tersendiri. Seperti yang terjadi di SMKN 6 Semarang, para calon siswa harus melalui tes kesehatan dan fisik sebelum verifikasi berkas.
Beberapa contoh bidang keahlian dengan persyaratan yang diberlakukan; kompetensi bidang kecantikan - calon siswa SMK tidak memiliki kelainan seperti tangannya berkeringat. Atau untuk kompetensi keahlian perhotelan, calon siswa harus memiliki tinggi badan 155 cm. Prosedur penyeleksian yang diterapkan ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri yang ada di Semarang jadi takhanya memenuhi keinginan internal sekolah semata.